Warga Desa Kohod Benarkan Kadesnya Beri Arahan pada Tukang untuk Pagar di Laut Tangerang
Kepala Desa (Kades) Kohod, Arsin (Ist)

Bagikan:

TANGERANG – Sebuah video beredar yang memperlihatkan Kepala Desa (Kades) Kohod, Arsin, diduga memberikan arahan kepada sejumlah tukang untuk memasang pagar bambu di kawasan Laut Kabupaten Tangerang.

Dalam video tersebut, Kades Kohod terlihat mengenakan pakaian batik dan peci hitam sambil berbicara dengan beberapa tukang yang sibuk dengan persiapan bambu.

Warga Desa Kohod, Haerudin, membenarkan peristiwa tersebut meskipun ia tidak dapat mengingat secara pasti kapan kejadian itu berlangsung. Haerudin juga menunjukkan bukti berupa alat berat yang digunakan untuk pekerjaan di lokasi tersebut.

"Benar, lihat tuh (buktinya) ada ekskavator," kata Haerudin saat ditemui di Desa Kohod, Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, Selasa, 28 Januari.

Haerudin membantah klaim yang menyebutkan bahwa pagar bambu tersebut dipasang untuk mempermudah nelayan mencari ikan. Ia menegaskan bahwa keberadaan pagar itu justru merugikan para nelayan setempat.

"Itu bohong, itu hoaks. Karena yang membuat klarifikasi itu (adalah oknum) staf desa. Dia tidak pernah sama sekali turun ke laut," ungkapnya.

Ia juga meminta warga yang mendukung pemasangan pagar tersebut untuk memberikan klarifikasi langsung di hadapan masyarakat dan menunjukkan bukti yang sah.

"Kalau ada yang bilang itu membantu nelayan, klarifikasi saja. Panggil warganya, panggil yang punya surat. Tidak ada hoaks di sini, karena kami berbicara apa adanya," tegas Haerudin.

Sementara itu, Kades Kohod, Arsin, membantah tudingan bahwa dirinya memberikan arahan kepada para tukang untuk memasang pagar di laut. Ia mengaku kehadirannya di lokasi hanya untuk menindaklanjuti laporan dari RT/RW yang mengadukan adanya pemasangan pagar di area tersebut.

"Itu saya bantah langsung. Bagaimana saya mau mengarahkan, orang saya saja tidak kenal (para tukang itu). Saya ke sana karena ada laporan dari RT/RW saya yang bilang ada pagar," kata Arsin, Senin, 20 Januari.

Menurut Arsin, saat ia tiba di lokasi, pihak yang memasang pagar tersebut mengklaim tanah itu milik mereka dan menunjukkan dokumen kepemilikan dari Badan Pertanahan Nasional (BPN).

"Begitu saya ke sana, mereka bilang itu tanah milik mereka yang terkena abrasi. Mereka tunjukkan dokumen BPN. Jadi saya bilang, 'Kalau memang ini tanah kamu, tunjukkan batas-batasnya,' dan mereka menunjukkannya. Mereka juga sudah punya gambar ukur dari BPN sehingga tidak salah," jelasnya.

Arsin menambahkan bahwa ia hanya meminta warga setempat untuk bekerja sama dan menjaga situasi tetap kondusif di wilayah tersebut.