Pemahaman dan Tindakan Orangtua Penting untuk Atasi Stunting pada Anak
Ilustrasi pencegahan stunting (Pexels/CDC)

Bagikan:

JAKARTA - Masalah kesehatan seperti stunting masih dialami oleh banyak anak di Indonesia. Menurut data terbaru Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, angka stunting di Indonesia yang mulanya 30,8 persen menjadi 21,6 persen, tetapi angka itu masih termasuk tinggi berdasarkan standar WHO.

Oleh karena itu, pencegahan dan penanganan masalah stunting pada anak harus terus dilakukan. Salah satu pihak yang berperan penting dalam pencegahan ini adalah orangtua.

Namun, sayangnya masih cukup banyak orangtua yang kurang teredukasi dan cenderung sulit menerima jika anak terdiagnosa stunting. Ini membuat penanganan stunting terhambat dan semakin sulit.

“Masih banyak orangtua di Indonesia sulit menerima kenyataan atau malu jika anaknya terdiagnosa stuunting dan cenderung menyangkal diagnosis dan menolak untuk dirujuk ke rumah sakit untuk mendapat penanganan,” kata Dokter Spesialis Anak, dr. Novitria Dwinanda, SpA(K), di Kuningan, Jakarta Selatan, pada Kamis, 23 Januari 2025.

Dokter Novi menganjurkan agar orangtua terbuka akan edukasi mengenai stunting demi kesehatan anak. Ia mengingatkan bahwa stunting bukanlah penyakit menular dan bisa diobati.

“Harus dipahami dulu stunting itu bukan penyakit menular. Stunting itu bisa diobati. Itu dulu harus dipahami,” tuturnya.

“Artinya dengan bisa diobati dan ada obatnya, dan ada caranya, maka berobatlah ke dokter yang seharusnya yaitu dokter spesialis anak,” tambahnya.

Orangtua jangan takut jika anak terdiagnosa stunting dan harus mengambil tindakan untuk penanganannya ke dokter spesialis anak. Ini karena jika tidak ditangani, stunting bisa menghambat pertumbuhan anak, terutama fungsi otak yang bisa berdampak buruk pada tingkat kecerdasannya.

“Jadi jangan takut apabila seorang dokter mendiagnosis anaknya stunting, bukan berarti berhenti semuanya. Itu berarti kita harus apa, kita harus obati, apa yang harus dilakukan,” pungkas Dokter Novi.