JAKARTA - Militer Israel meledakkan gedung-gedung di kamp pengungsi Jenin, Tepi Barat yang diduduki pada Hari Minggu dalam operasi yang menurut kantor berita negara Palestina telah menghancurkan sekitar 20 gedung.
Rekaman yang merekam penghancuran tersebut menunjukkan serangkaian ledakan serentak di kamp yang padat penduduk itu.
Asap tebal mengepul di atas kota Palestina tempat pasukan Israel telah melakukan operasi militer besar selama hampir dua minggu, yang menurut militer menargetkan pejuang militan Palestina dan penyitaan persediaan senjata.
Militer Israel mengatakan 23 bangunan telah "dibongkar" di Tepi Barat utara setelah laboratorium bahan peledak, senjata dan pos pengamatan ditemukan, melansir Reuters 3 Februari.
Dalam pernyataan pada Hari Minggu militer membagikan gambar senjata api, amunisi dan yang tampak seperti tabung gas. Tidak disebutkan di mana tepatnya gambar-gambar itu diambil.
Direktur Rumah Sakit Pemerintah Jenin Wisam Baker mengatakan kepada kantor berita negara Palestina, sebagian rumah sakit rusak akibat ledakan tersebut, tetapi tidak ada korban jiwa.
Jenin merupakan rumah bagi kamp pengungsi yang penuh sesak dihuni oleh keturunan warga Palestina yang diusir atau melarikan diri dari rumah mereka dalam perang tahun 1948 ketika negara Israel didirikan.
Kamp pengungsi di sana telah menjadi pusat aktivitas militan selama beberapa dekade, menjadi sasaran serangan berulang kali oleh pasukan keamanan Israel.
Pasukan Israel, yang didukung oleh helikopter dan buldoser lapis baja, memulai serangan terhadap kota tersebut pada tanggal 21 Januari, dua hari setelah gencatan senjata di Gaza antara Israel dan kelompok militan Hamas mulai berlaku.
Israel menganggap Tepi Barat sebagai salah satu bagian dari perang multi-front melawan kelompok-kelompok yang didukung Iran yang didirikan di sekitar perbatasannya, dari Gaza hingga Lebanon dan termasuk Houthi di Yaman, dan mengalihkan perhatiannya ke daerah tersebut segera setelah penghentian pertempuran di Gaza.
Sementara itu, Badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) mengatakan hampir semua dari 20.000 penduduk kamp Jenin telah mengungsi selama dua bulan terakhir.
Kelompok militan Hamas pada Hari Minggu menyerukan "peningkatan perlawanan" terhadap Israel setelah pembongkaran bangunan di Jenin.
Pasukan Israel telah terlibat dalam baku tembak dengan militan lokal sejak operasi dimulai.
Rabu pekan lalu, Menteri Pertahanan Israel Katz mengatakan pada Hari Rabu mengatakan pasukan keamanan akan tinggal sampai operasi selesai, tanpa mengatakan kapan itu akan terjadi.
Setidaknya 25 warga Palestina telah tewas sejak operasi militer Israel dimulai di Jenin, termasuk sembilan anggota kelompok bersenjata, seorang pria berusia 73 tahun dan seorang gadis berusia dua tahun, menurut pejabat Palestina.
Militer Israel mengatakan telah menewaskan sedikitnya 35 militan dan menahan lebih dari 100 orang yang dicari.
Terpisah, Presiden Palestina Mahmoud Abbas dalam sebuah pernyataan mendesak Amerika Serikat untuk mengakhiri operasi militer Israel dan meminta pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB "untuk menghentikan agresi Israel yang sedang berlangsung terhadap rakyat Palestina".