JAKARTA - Korban tewas akibat serangan pasukan keamanan Israel yang didukung oleh helikopter di kota Jenin, Tepi Barat, bertambah jadi 4 orang.
PM Israel Benjamin Netanyahu menyebut tindakan pasukannya sebagai operasi militer berskala besar dan signifikan.
Operasi militer dilakukan sehari setelah Presiden AS Donald Trump menyatakan dia mencabut sanksi terhadap pemukim Israel yang melakukan kekerasan dan menyerang desa-desa Palestina.
“Kami bertindak secara sistematis dan tegas melawan poros Iran di mana pun mereka mengulurkan senjatanya – di Gaza, Lebanon, Suriah, Yaman, Yudea, dan Samaria,” kata Netanyahu dilansir Reuters, Selasa, 21 Januari.
Yudea dan Samaria adalah istilah yang digunakan Israel untuk Tepi Barat yang diduduki.
BACA JUGA:
Militer Israel mengatakan tentara, polisi dan badan intelijen telah memulai aksi kontra-terorisme di Jenin.
Hal ini menyusul operasi selama berminggu-minggu yang dilakukan pasukan keamanan Palestina untuk menegaskan kembali kendali di kamp pengungsi yang berdekatan, yang merupakan pusat utama kelompok militan bersenjata termasuk Hamas dan Jihad Islam.
Saat operasi dimulai, pasukan Palestina mundur dari kamp pengungsi dan suara tembakan keras terdengar di rekaman ponsel yang dibagikan di media sosial.
Layanan kesehatan Palestina mengatakan empat warga Palestina tewas dan 35 lainnya luka-luka ketika serangan Israel dimulai.
Perpindahan ke Jenin, tempat tentara Israel melakukan banyak serangan dan serangan besar-besaran selama beberapa tahun terakhir, terjadi hanya dua hari setelah dimulainya gencatan senjata di Gaza dan menggarisbawahi ancaman kekerasan yang lebih besar di Tepi Barat.