JAKARTA – Kementerian Perindustrian Jepang (METI) menyatakan bahwa ekspansi pusat data dapat meningkatkan permintaan listrik, tetapi masih sulit untuk memprediksi bagaimana permintaan energi akan berubah dengan munculnya teknologi seperti DeepSeek.
Pada akhir Desember, pemerintah Jepang merilis draf rencana energi dasar, sebuah dokumen kebijakan utama yang diperbarui setiap tiga tahun sekali. Dokumen tersebut memperkirakan bahwa generasi listrik akan meningkat 10-20% pada tahun 2040, terutama karena penggunaan AI yang semakin luas.
Namun, kemunculan startup AI asal China, DeepSeek, yang diduga lebih hemat daya dibandingkan pesaingnya, memunculkan perbedaan pendapat di kalangan analis. Sebagian meyakini permintaan listrik akan berkurang, sementara lainnya memperkirakan peningkatan seiring dengan semakin terjangkaunya teknologi AI.
BACA JUGA:
METI juga menyatakan bahwa permintaan energi terkait AI melibatkan berbagai faktor kompleks, termasuk ekspansi penggunaan AI melalui peningkatan performa dan efisiensi biaya, serta pengembangan teknologi hemat energi.
"Karena alasan ini, sulit untuk menggambarkan dampaknya terhadap permintaan energi di masa depan hanya berdasarkan satu contoh," kata METI, dikutip VOI dari Reuters.
METI juga menekankan bahwa pertumbuhan ekonomi dan daya saing industri Jepang akan sangat bergantung pada ketersediaan sumber daya listrik rendah karbon untuk memenuhi permintaan yang meningkat akibat perkembangan AI.