JAKARTA - Merger pabrikan otomotif Jepang yaitu Honda dan Nissan tampaknya cukup rumit, bahkan menurut laporan terbaru Honda khawatir tentang potensi pengaruh Renault pada rencana merger tersebut.
Mengutip dari laman Carscoops, Selasa, 21 Januari, Renault sendiri saat ini memiliki 35,7 persen saham Nissan. Namun, merek tersebut secara khusus tak masuk perbincangan Honda-Nissan, hanya saja sempat ada perbincangan akan mempertmbangkan semua opsi berdasarkan kepentingan terbaik group dan para pemangku kepentingan.
Sementara, menurut laporan terbaru dari Bloomberg, Honda sempat mengutarakan pertanyaan kepada Nissan apakah merek tersebut dapat mengakuisisi saham Renault.
Berdasarkan sumber yang tidak disebutkan namanya menyatakan bahwa pabrikan berlogo 'H' itu khawatir Nissan dapat menjadi sasaran pengaruh asing, jika pihak ketiga mengambil alih saham merek Prancis tersebut selama negosiasi. Kekhawatiran ancaman perusahan asing muncul dari Taiwan Foxconn yang menyatakan minatnya untuk membeli Nissan.
Namun, pembelian penuh saham Renault disebutkan bisa menjadi hal yang sulit bagi Nissan. Pada akhir tahun 2024, Nissan memiliki kas dan setara kas sekitar 1,52 triliun yen (Rp159,78 triliun rupiah), dan lebih dari sepertiga dari jumlah itu akan dibutuhkan untuk membeli saham Renault.
BACA JUGA:
Sebelumnya, mantan bos Nissan dan Renault Carlos Ghosn mengatakan Renault mungkin terbuka untuk menjual sahamnya langsung ke Honda, yang memang diinginkan pemerintah setempat agar penggabungan merek ketiga merek ditambah Mitsubisi tetap berada di bawah kepemilikan Jepang.
Meski begitu, Nissan masih harus melewati banyak rintangan sebelum kesepakatan itu dapat diresmikan. Berdasarkan laporan terbaru, Nissan perlu melipatgandakan labanya pada tahun keuangan 2026 untuk membuktikan kepada Honda bahwa mereka dapat menjadi mitra yang solid. Jika tidak dapat melakukannya, merger mungkin tidak akan terjadi.