Kesiapan Psikologis Hadapi Bencana, Begini Cara Bertindak Tenang dan Efektif
Ilustrasi siap siaga tas bencana (Freepik)

Bagikan:

JAKARTA - Menghadapi bencana memerlukan kesiapan yang matang, tidak hanya secara fisik tetapi juga psikologis. Di negara rawan bencana seperti Indonesia, kesiapan ini menjadi hal yang sangat penting untuk meminimalkan risiko dan dampak buruk.

Kesiapan psikologis memungkinkan individu untuk tetap tenang, memahami situasi darurat, dan mengambil langkah yang tepat tanpa terjebak dalam kepanikan.

Psikolog dari Universitas Indonesia, Livia Iskandar, M.Sc., menekankan pentingnya kesiapan psikologis dalam mengantisipasi bencana.

"Ketika kita tinggal di wilayah yang sering mengalami bencana, seperti Jakarta yang berisiko mengalami gempa bumi besar, persiapan psikologis sangat diperlukan," kata Livia seperti dikutip ANTARA.

Menurut Livia, persiapan semacam ini membantu seseorang untuk lebih memahami apa yang terjadi dalam situasi darurat dan mencegah kepanikan yang bisa menghambat tindakan penyelamatan. "Jika kita mampu mengontrol diri, proses evakuasi menjadi lebih mudah, baik untuk menyelamatkan diri sendiri maupun membantu orang lain," tambahnya.

Psikolog dari Yayasan Pulih tersebut juga menjelaskan situasi darurat sering kali datang tanpa peringatan. Oleh karena itu, persiapan sejak dini, termasuk mempelajari prosedur penyelamatan diri, menjadi bagian penting dari kesiapan menghadapi bencana.

“Misalnya, kita harus tahu bagaimana cara bersikap, ke mana harus menuju, dan mengenali titik kumpul,” ungkapnya.

Livia menekankan mempelajari tatalaksana penyelamatan diri tidak hanya membantu secara fisik tetapi juga memberikan dampak positif pada kondisi psikologis. Ketika seseorang sudah mengetahui langkah-langkah yang harus diambil, mereka cenderung lebih tenang dan mampu berpikir jernih saat bencana datang.

Sebagai contoh, ia menyarankan kebiasaan sederhana yang dapat diterapkan sehari-hari, seperti menyimpan tas darurat dekat pintu kamar. “Dengan begitu, jika terjadi sesuatu, kita bisa segera bergerak, loncat dari tempat tidur, dan keluar menuju titik aman. Hal ini penting untuk dipelajari sejak kecil, agar sikap tenang dan tindakan yang benar dapat dilakukan secara otomatis,” kata Livia.

Kesiapan psikologis menghadapi bencana bukan hanya soal mengelola emosi tetapi juga soal melatih diri untuk berpikir strategis di tengah situasi darurat. Dengan demikian, tidak hanya keselamatan diri yang terjamin, tetapi juga kemampuan untuk membantu orang lain di sekitar kita.