Program 100 Hari Komdigi Berhasil Blokir 1 Juta Konten Negatif dan 882 Ribu Konten Judol
Menkomdigi Meutya Hafid (foto: dok. Komdigi)

Partager:

JAKARTA - Dalam 100 hari kerja, Kementerian Komunikasi dan Digital berhasil memblokir 1.037.558 konten negatif, yang tersebar di internet termasuk 945.431 konten dari situs web dan 92.127 konten di media sosial. 

Pemblokiran konten negatif ini merupakan salah satu fokus utama Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid dalam program 100 hari kerjanya sejak dilantik pada 20 Oktober lalu. 

“Kami ingin memastikan bahwa anak-anak Indonesia dapat tumbuh di ruang digital yang bersih, aman, dan penuh manfaat,” kata Meutya dalam keterangan resminya pada Kamis, 30 Januari. 

Tidak hanya itu, dalam 100 hari kepemimpinannya, Kemkomdigi juga telah melakukan takedown atau memblokir 882.352 konten terkait judi online dari berbagai platform digital.

Dari total konten yang telah diblokir, 807.587 berasal dari situs web dan alamat IP, sementara sisanya tersebar di platform media sosial lainnya. 

Selain melakukan pemblokiran, Kementerian Komdigi saat ini juga tengah mengkaji aturan untuk memastikan lingkungan digital aman bagi anak-anak. 

Presiden Prabowo Subianto pun telah meminta Menkomdigi untuk segera menyelesaikan aturannya agar risiko anak terpapar konten tidak pantas, eksploitasi digital, serta pelanggaran privasi, bisa dihindari. 

Salah satu langkah konkritnya adalah merancang Peraturan Pemerintah tentang Tata Kelola Pelindungan Anak dalam Penyelenggaraan Sistem Elektronik (RPP TKPAPSE). 

Demi menciptakan ruang digital yang aman bagi masyarakat, Kemkomdigi mulai memberlakukan uji coba sanksi administratif kepada Penyelenggara Sistem Elektronik Lingkup Privat User-Generated Content (PSE UGC) yang tidak mematuhi kewajiban pemutusan akses terhadap konten ilegal mulai 1 Februari 2025.

Untuk mendukung implementasi aturan ini, Kemkomdigi menggunakan Sistem Kepatuhan Moderasi Konten (SAMAN), yang telah diaudit oleh Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) dan dinyatakan aman untuk beroperasi.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)