2024 Jadi Tahun Terpanas, Ilmuwan Imbau Masyarakat akan Hal Ini
Foto: Pexels/Stephen Leonardi

Partager:

JAKARTA - Layanan iklim Eropa, Copernicus, mengumumkan bahwa 2024 merupakan tahun terpanas yang pernah tercatat.

Di tahun 2024 pertama kalinya suhu bumi rata-rata melampaui 1,5 derajat celcius, yang merupakan batas panas yang ditetapkan oleh para pemimpin dunia berdasarkan Perjanjian Iklim Paris.

Menanggapi terpecahnya rekor tersebut, diagram garis suhu bumi yang menunjukkan perubahan suhu tahunan global sejak tahun 1850 diperbarui.

Profesor ilmu iklim Ed Hawkins yang membuat diagram garis baru mengatakan pecahnya rekor di tahun 2024 menjadi tanda waspada, bahwa banyak hal yang perlu dillakukan untuk mengatasi perubahan iklim.

“Kita memiliki kemampuan untuk mengubah keadaan, tetapi harus bekerja keras,” kata Ed Hawkins, dilansir dari BBC, Minggu, 12 Januari 2025.

Diagram garis suhu yang baru menggunakan warna merah untuk tahun-tahun yang lebih panas, dan biru untuk tahun yang lebih dingin.

Hawkins mengatakan, diagram tersebut dirancang agar semakin banyak masyarakat yang membicarakan perubahan iklim dan mendorong mengambil tindakan.

Hawkins mengingatkan bahwa rekor suhu tahun 2024 merupakan tanda mencemaskan dan peristiwa-peristiwa cuaca ekstrem.

Seperti kebakaran yang sedang terjadi di Los Angeles dan banjir di Valencia, Spanyol, pada musim gugur tahun lalu, yang diprediksi akan semakin memburuk.

“Kita melihat gelombang panas di seluruh dunia semakin panas, kita akan melihat curah hujan semakin deras yang akan meningkatkan risiko banjir. Saya mengkhawatirkan anak-anak dan cucu-cucu kit di masa depan yang harus menjalani kehidupan dengan konsukuensi yang lebih buruk bila tidak segera mengambil tindakan dalam beberapa tahun ke depan,” jelasnya.

Profesor Ed Hawkins mengatakan meskipun berat untuk mengatasi dampak buruk perubahan iklim, tetapi masih ada harapan.

Dia mengimbau, masyarakat mulai memikirkan bagaimana pemanas ruangan bekerja, dan moda transportasi apa yang mereka pilih, serta makanan apa yang dimakan.

“Kita memiliki kemampuan untuk mengubah keadaan. Pilihan-pilihan yang dapat kita tentukan untuk diri kita sendiri ini dapat memberikan perubahan dan kemudian di masa depan kita dapat melihat, kita dapat mengatakan, ‘ya kami melakukan tindakan-tindakan dibutuhkan saat itu’,” pungkasnya.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)