JAKARTA - Pakar tata kota dari Universitas Trisakti, Nirwono Joga mendorong Pemprov DKI untuk mulai mengembangkan layanan air perpipaan yang bisa diminum langsung dari keran.
Menurut Nirwono, Perumda PAM Jaya, BUMD yang ditugaskan Pemprov DKI untuk menyediakan layanan air perpipaan mesti meniru kota-kota besar dunia dalam pengembangan air siap minum.
"Sudah harus mulai dikembangkan layanan air siap minum langsung dari keran-keran seperti di Singapura, Melbourne, Sydney dan Tokyo sebagai bentuk layanan bagi masyarakat," kata Nirwono kepada wartawan, Minggu, 2 Februari.
Sejatinya, air yang dihasilkan dari instalasi pengolahan air (IPA) PAM Jaya bisa langsung diminum. Sayangnya, pipa-pipa penyaluran air bersih di Jakarta sudah termakan usia.
Hal itu mengakibatkan air siap minum yang dialirkan lewat pipa berusia puluhan bahkan seratus tahun itu tak bisa diminum oleh pelanggan di rumah.
Di satu sisi, Nirwono optimis perseroan daerah itu bisa mewujudkan mimpi air siap minum di Jakarta. Apalagi peningkatan pelayanan kepada pelanggan air PAM menjadi tuntutan setelah kenaikan tarif air sejak Januari 2025.
"Kenaikan tarif harus mampu mendorong peningkatan layanan kualitas-kuantitas dan kontinuitas ketersediaan air bersih yang memadai dan layak pakai," ujar Nirwono.
VOIR éGALEMENT:
Menurutnya, kenaikan tarif PAM Jaya juga perlu diiringi dengan sosialisasi yang tepat kepada masyarakat. Harapannya, informasi yang diberikan dapat jelas dan dipahami sehingga tidak ada penolakan.
Sosialisasi yang dimaksud misalnya penghuni apartemen maupun kondominium tetap dikenakan tarif K3 (niaga), bukan K2 (rumah tangga). Biasanya penghuni unit tersebut memiliki latar belakang ekonomi mampu.
"Untuk penghuni apartemen tetap dikenakan tarif K3 agar dapat mensubaidi K1 (sosial) dan K2," tutur Nirwono.
Selain itu, Nirwono juga meminta PAM Jaya untuk mengakselerasi pembangunan perpipaan, agar target 100 persen layanan bisa tercapai pada 2030 mendatang. Kemudian diperlukan jaringan kawasan industri, komersial, perkantoran, pusat perbelanjaan hingga ke seluruh rumah tangga di Jakarta.
"Sebaiknya pembangunan pipa diutamakan dulu bagi kawasan Jakarta bagin utara agar dapat terlayani 100 persen, diikuti penghentian pemompaan air tanah yang bisa menyebabkan penurunan muka tanah," imbuhnya.
The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)