JAKARTA - Gubernur Jakarta terpilih Pramono Anung menanggapi dorongan publik terhadap para pejabat negara untuk tak menggunakan kendaraan patroli dan pengawalan (patwal) di jalan.
Pramono mengaku selama menjadi pejabat, ia jarang menggunakan patwal untuk mempercepat mobilisasi di jalan raya jika tidak sedang menjalankan kegiatan resmi.
"Saya ini mendapatkan pengawalan sudah lama banget. Saya termasuk yang jarang secara terus-menerus menggunakan patwal kalau tidak kegiatan resmi," kata Pramono di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Minggu, 2 Februari.
Selama menjabat Menteri Sekretaris Kabinet di kepemimpinan Presiden ke-7 Joko Widodo, Pramono mengaku memang menggunakan patwal dalam bekerja.
Namun, sering kali pengantaran oleh patwal hanya dilakukan dari kantorya hingga kawasan Semanggi. Selanjutnya, patwal tersebut melepas pengawalan mobil yang ditumpangi Pramono menuju ke kediaman.
VOIR éGALEMENT:
"Kalau kamu perhatikan, saya pulang dulu sebagai Menteri Dua periode, patwal saya itu bisa sama saya di Semanggi. Habis itu saya menikmati aja sama sopir saya," ujar dia.
Penggunaan patwal untuk para pejabat ini sebelumnnya jadi sorotan ketika ada insiden petugas arogan bertugas membuka jalan untuk mobil berpelat RI 36.
Belakangan, mobil ini diketahui milik Raffi Ahmad. Tapi, utusan khusus presiden tersebut tidak berada di dalamnya karena penggunaannya untuk mengantar berkas saat itu.
Saat itu, petugas patwal tersebut terlihat menunjuk-nunjuk sopir taksi eksekutif hitam di depannya yang sempat tidak memberikan jalan. Video aksi ini beredar di media sosial dan memancing beragam komentar negatif.
The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)