JAKARTA - Nilai tukar rupiah pada perdagangan Selasa, 4 Februari 2025 diperkirakan akan bergerak melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Untuk diketahui mengutip Bloomberg, pada hari Senin, 3 Februari 2025, Kurs rupiah spot di tutup turun 0,87 persen ke level Rp16.448 per dolar AS.
Sementara itu, kurs rupiah Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) ditutup melemah 0,86 persen ke level harga Rp16.453 per dolar AS.
Pengamat Mata Uang Ibrahim Assuaibi menyampaikan Trump mengenakan tarif 25 persen pada impor Kanada dan Meksiko, bersama dengan bea masuk 10 persen pada Tiongkok.
"Ketiga negara menolak tarif tersebut dan bersumpah untuk melakukan pembalasan. Trump telah menyampaikan tarif tersebut minggu lalu, sebelum menandatangani perintah eksekutif yang memberlakukannya pada hari Sabtu," ujarnya dalam keterangannya, dikutip Selasa, 4 Februari.
Selain itu, Kanada merespons dengan cepat dengan menerapkan tarif balasan sebesar 25 persen terhadap impor dari AS.
Sementara itu, China mengkritik keras kebijakan tersebut, meskipun masih membuka jalan untuk berdialog dengan AS agar konflik ini tidak semakin memburuk.
Kemudian, Trump memukul China dengan tarif impor 10 persen sebuah langkah yang menjadi pertanda buruk bagi ekonomi China yang sangat bergantung pada ekspor.
Dalam pernyataan resminya, Kementerian Keuangan dan Perdagangan China menyebut pihaknya akan mengajukan gugatan terhadap kebijakan tarif Trump di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
Selain itu, China memperingatkan akan mengambil tindakan balasan yang belum disebutkan secara rinci, yang dijadwalkan mulai berlaku pada Selasa.
Sementara dari dalam negeri, ada kekhawatiran serius atas kebijakan tarif impor yang diberlakukan Amerika Serikat (AS) terhadap China, Kanada, dan Meksiko.
Adapun kebijakan ini berdampak besar pada ekonomi global, sehingga pemerintah perlu berhati-hati dan mengevaluasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) yang saat ini di patok di angka Rp16.000.
Sebelumnya Presiden Donald Trump, mengumumkan tarif 25 persen untuk impor dari Kanada dan Meksiko, serta tambahan 10 persen untuk barang dari China. Kebijakan ini mendapat kritik tajam dan ancaman tindakan balasan dari ketiga negara tersebut.
Ketegangan perang dagang yang meningkat, juga menjadi perhatian pemerintah dan Bank Indonesia, mengingat perekonomiannya sangat bergantung pada perdagangan internasional.
Karena itu, pentingnya memahami dampak kebijakan tarif AS terhadap perekonomian, terutama dalam menghadapi potensi lonjakan inflasi.
Perang dagang yang terjadi itu dapat makin mempersulit Indonesia untuk melakukan ekspor.
Sebab, ketika perang dagang terjadi, negara itu akan mengurangi produksi yang berdampak ke Indonesia selaku eksportir bahan baku.
Di samping itu, perang dagang tersebut juga dapat membuat negara lain menyasar Indonesia dalam melakukan impor sejumlah barang yang sebelumnya dikirim ke AS atau China.
BACA JUGA:
Hal itu memanfaatkan keterbukaan perekonomian Indonesia.
Selain itu, perang dagang ini memperlemah ekspor Indonesia yang kemudian berdampak pada neraca perdagangan Indonesia.
Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup melemah pada perdagangan Selasa, 4 Februari 2025 dalam rentang harga Rp16.430-Rp16.500 per dolar AS.