Harga Batu Bara Rendah, Bahlil Pertimbangkan Opsi Pembatasan Ekspor
Ilustrasi (Foto: Dok. ANTARA)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan pihaknya membuka peluang pembatasan ekspor batu bara mengingat rendahnya harga ICE Newcastle.

"Kalau harga kita ditekan terus, tidak menutup kemungkinan juga kita berpikir pengetatan ekspor,” ujar Bahlil dalam konferensi pers di Jakarta, Senin, 3 Februari.

Bahlil mengatakan dirinya juga telah meminta Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Minerba) Tri Winarno untuk melakukan penghitung secara cermat terkait harga batu bara acuan (HBA) Indonesia dengan mengacu pada harga ICE.

Eks Ketua HIPMI ini mengatakan, saat ini harga acuan yang ditetapkan oleh pemerintah berada jauh di bawah harga internasional.

Pengetatan izin ekspor ini, kata dia, dimaksudkan agar dapat memengaruhi harga pasar Internasional.

"Masa kita harga batu bara ditentukan oleh negara tetangga? Negara kita harus berdaulat untuk menentukan harga komoditas sendiri," lanjut dia.

Bahlil juga mengancam tidak akan menerbitkan izin ekspor bagi perusahaan eksportir yang tidak mengindahkan kebijakan pemerintah.

"Kalau mereka enggak mau, kita tidak usah (terbitkan) izinkan ekspornya. Masa harga batu bara di negeri dengan kita, kita dibuat lebih murah?," tandas Bahlil.

Asal tahu saja, produksi batu bara Indonesia sepanjang tahun 2024 mencapai 836 juta ton, atau tumbuh 117 persen dari target yang ditetapkan sebesar 710 ton.

Adapun ekspor batu bara Indonesia sepanjang tahun 2024 tercatat sebesar 555 juta ton batu bara.