JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum (PU) telah menyelesaikan pekerjaan penataan kawasan pusaka Benteng Oranje di Kota Ternate, Maluku Utara. Proyek ini dikerjakan dengan biaya sebesar Rp5 miliar.
Benteng Oranje atau Fort Oranje sendiri merupakan bangunan bersejarah peninggalan zaman Kolonial Belanda yang menjadi salah satu destinasi pariwisata di Kota Ternate.
"Konsep penataan kawasan pusaka Benteng Oranje tetap melindungi elemen-elemen bangunan yang memiliki nilai sejarah secara komprehensif dengan disesuaikan pada keselarasan lingkungan dan mempertahankan kearifan lokal," ujar Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PU Dewi Chomistriana dalam keterangan tertulisnya, Jumat, 24 Januari.
Adapun pekerjaan penataan kawasan wisata sejarah Benteng Oranje mulai dilaksanakan oleh Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Maluku Utara Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian PU sejak Juni 2024 dengan anggaran APBN senilai Rp5 miliar.
Luas penataan kawasan yang ditangani meliputi pembangunan amphitheater panggung seluas 840 meter persegi, pekerjaan pelataran berundak 111,3 meter kubik, pembangunan pagar sepanjang 227 meter, prasarana pengelolaan sampah 22 Bh dan revitalisasi pendopo seluas 196 meter persegi.
BACA JUGA:
Kawasan pusaka Benteng Oranje berada di tengah Kota Ternate, tepatnya berada di Jalan Hasan Boesoeri, Gamalama, Ternate Tengah, dengan jarak tempuh dari Bandara Sultan Babullah Kota Ternate sekitar 3,5 kilometer atau waktu tempuh 20 menit menggunakan jalur darat.
"Dengan potensi pada sektor pariwisata sejarah dan budaya, penataan kawasan pusaka Kota Ternate diharapkan turut mendorong tumbuhnya ekonomi kreatif sekaligus menciptakan kualitas lingkungan yang lebih baik," ucap Dewi.
Diketahui, serah terima pengelolaan paket pekerjaan penataan kawasan pusaka Benteng Oranje telah dilaksanakan oleh Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Maluku Utara Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian PU kepada Pemerintah Kota Ternate pada 19 Desember 2024.