JAKARTA - Sekretaris Jenderal Liga Arab Ahmed Aboul Gheit menegaskan, pengungsian paksa warga Palestina menimbulkan ancaman eksistensial bagi perjuangan Palestina.
Ia mengemukakan, tujuan Israel adalah membuat Jalur Gaza tidak dapat dihuni, sehingga menciptakan skenario yang tidak hanya tidak dapat diterima, tetapi juga melanggar hukum internasional secara langsung, dilansir dari WAFA 3 Februari.
Ini disampaikannya dalam pertemuan dengan Koordinator Senior Kemanusiaan dan Rekonstruksi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Gaza Sigrid Kaag di markas besar Liga Arab pada Hari Minggu
Dalam pertemuan tersebut, Aboul Gheit menekankan alternatif yang rasional dan manusiawi terletak pada peningkatan dan percepatan upaya bantuan, sementara pada saat yang sama mempersiapkan rekonstruksi Gaza.
Dalam kesempatan tersebut Aboul Gheit kembali menegaskan, solusi dua negara tetap menjadi satu-satunya jalan untuk mencapai perdamaian dan keamanan jangka panjang bagi warga Palestina dan Israel.
Dikatakan olehnya, tanpa upaya konkret untuk mendirikan Negara Palestina berdasarkan batas wilayah sebelum tahun 1967, wilayah tersebut akan terus berisiko terjerumus ke dalam siklus kekerasan lebih lanjut.
BACA JUGA:
Pembahasan juga difokuskan pada krisis kemanusiaan yang mengerikan di Gaza, yang menggarisbawahi perlunya memperkuat perjanjian gencatan senjata, sekaligus mempercepat upaya bantuan untuk mengatasi skala kerusakan yang belum pernah terjadi sebelumnya di Jalur Gaza.