Otoritas Korsel Larang Berselancar saat Mabuk mulai Tahun Ini, Pelanggar Terancam Denda Rp11 Juta
Peselancar di Songjeong Beach, Busan. (Wikimedia Commons/Andrewssi2)

Bagikan:

JAKARTA - Otoritas Korea Selatan akan melarang orang berselancar saat berada di bawah pengaruh alkohol mulai Juni 2025.

Menurut Penjaga Pantai Korea, undang-undang yang direvisi tentang aktivitas rekreasi yang berhubungan dengan air akan mulai berlaku pada 21 Juni tahun depan, melarang orang mabuk mengendarai perahu rekreasi air seperti papan selancar atau kayak.

Saat ini, larangan bagi orang di bawah pengaruh alkohol hanya berlaku untuk aktivitas terkait perahu bermotor seperti jet ski.

Penjaga Pantai Negeri Ginseng mendorong revisi tersebut di tengah meningkatnya kecelakaan yang melibatkan pengendara mabuk.

"Dengan revisi undang-undang tersebut, kami akan terus mengidentifikasi aturan yang tidak masuk akal terkait keselamatan publik dan memperkuat hukuman secara realistis," jelas Kepala Penjaga Pantai Kim Jong-wook, melansir The Korea Times 25 Januari.

ilustrasi berselancar
Ilustrasi. (Unsplash/Lucas Davies)

Berdasarkan aturan baru tersebut, seseorang yang kedapatan mengendarai papan selancar dalam keadaan mabuk — kadar alkohol dalam darah 0,03 persen atau lebih tinggi — akan dikenakan denda hingga 1 juta won (Rp11.211.180).

Tak hanya itu, mereka yang menolak tes kesadaran juga dapat didenda 1 juta won.

Sementara itu, para ahli mengatakan minum alkohol sebelum berselancar atau berkayak dapat meningkatkan risiko kecelakaan, karena dapat mematikan indra, berdampak negatif pada penilaian dan waktu reaksi orang yang berada di bawah pengaruh alkohol.

Dikutip dari Surfertoday, Korea Selatan memiliki garis pantai sekitar 9.500 mil (15.300 kilometer), yaitu sekitar sepuluh kali lebih panjang dari Portugal.

Meskipun cukup dibayangi oleh gelombang Pasifik oleh Jepang, negara ini masih memiliki banyak ombak yang dihasilkan di Laut Jepang dan Laut Kuning.

Hasilnya, ada banyak ombak yang dapat ditunggangi di sekitar Semenanjung Korea dan bahkan kolam ombak di Seoul.

Baru-baru ini, ada laporan tentang hubungan antara minuman keras dan berselancar yang tidak selalu melibatkan komunitas peselancar Korea Selatan, tetapi orang-orang yang mengunjungi Yangyang, kota selancar yang terkenal.

Yangyang, rumah bagi beberapa tempat selancar terbaik di Korea Selatan, menjadi tempat pesta yang populer dan bahkan mendapatkan reputasi kontroversial. Kehidupan malam yang dipenuhi alkohol, penggambaran media sosial yang provokatif, telah membayangi budaya selancar yang dulunya semarak.

Akibatnya, degradasi esensi kota ini menghalangi peselancar dan wisatawan sejati, merugikan ekonomi lokal dan menggusur identitas aslinya.