JAKARTA - Tingkat kepuasan publik terhadap kinerja 100 hari pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka cukup tinggi, dengan angka di atas 80 persen.
Hanya saja, Prabowo dinilai belum bisa bernapas lega. Sebab, ada faktor yang berpotensi menurunkan kepuasan publik, yakni belum terlihatnya upaya berarti akan pemberantasan korupsi.
"Saya kira pemberantasan korupsi ini berada di titik ekstrem. Pemberantasan korupsi saat ini kita tahu itu masih hanya setengah hati," tutur Direktur Democracy and Electoral Empowerment Partnership (DEEP) Indonesia, Neni Nur Hayati dalam diskusi di Jakarta Pusat, Kamis, 23 Januari.
Prabowo, menurut Neni, masih harus membenahi rapor merah pemberantasan korupsi yang ditinggalkan oleh Presiden ke-7 Joko Widodo.
Lemahnya penindakan antirasuah ini pun dipertegas dengan masuknya nama Jokowi menjadi salah satu finalis tokoh terkorup dunia versi Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP).
"Tentu saya kira akan menjadi tantangan yang serius di periodenya Pak Prabowo, karena di eranya Pak Jokowi itu menyisakan catatan kelam terkait dengan pemberantasan korupsi," urai Neni.
Menurut Neni, Prabowo juga perlu menjaga sikap konsisten dalam upaya pemberantasan korupsi. Sebab, Prabowo pernah mengeluarkan pernyataan akan memaafkan koruptor bila bertobat dan mengembalikan hasil rampasan negara.
"Dalam komunikasi itu kan irreversibel, apa yang sudah disampaikan itu tidak mungkin bisa ditarik lagi, meskipun memang bisa diperbaiki. Nah ke depan tentu saja menjaga komunikasi publik dengan tidak melempar isu-isu yang kontraproduktif di masyarakat," jelasnya.
Sebagai informasi, sejumlah survei mengungkap tingkat kepuasan publik atas 100 hari kinerja Prabowo-Gibran di atas 80 persen.
BACA JUGA:
Dalam paparan Lembaga Survei Nasional (LSN), sebanyak 87,5 persen masyarakat menyatakan puas tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja Pemerintahan Prabowo-Gibran. Survei ini dilakukan pada 1.200 responden dengan margin of error 2,87 persen.
Dari faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan masyarakat, kepuasan tertinggi ada pada program pemeriksaan kesehatan gratis yakni sebesar 88,2 persen. Kemudian, program 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat sebesar 87,9 persen.
Sementara berdasarkan survei Litbang Kompas, kepuasan publik terhadap 100 hari pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka mencapai 80,9 persen, sementara 19,1 persen menyatakan tidak puas.
Survei Litbang Kompas dilakukan pada 4-10 Januari 2025, dengan metode wawancara tatap muka terhadap 1.000 responden di 38 provinsi Indonesia.