Anggota Parlemen Sebut Presiden Korsel yang Dimakzulkan Yoon Perintahkan Paspampres Gunakan Senjata
Paspampres Korsel saat mengawal Presiden Yoon. (Instagram/@presidential_security_service)

Bagikan:

JAKARTA - Seorang anggota parlemen dari oposisi pada Hari Senin mengklaim Presiden Korea Selatan yang dimakzulkan Yoon Suk-yeol memerintahkan personel keamanan untuk menggunakan senjata terhadap penyidik ​​yang berusaha melaksanakan surat perintah penahanannya, terkait penyelidikan pengumuman darurat militer yang dilakukan bulan lalu.

Politisi Youn Kun-young dari Partai Demokratik Korea (DPK) membuat klaim tersebut berdasarkan laporan yang ia terima dari anggota staf Dinas Keamanan Presiden (PSS).

Pernyataannya muncul di tengah kebuntuan selama berminggu-minggu antara PSS dan tim investigasi gabungan yang berusaha melaksanakan surat perintah penahanan.

Yoon diketahui tetap tinggal di kediamannya di Hannam-dong, pusat Kota Seoul, yang dijaga ketat oleh ratusan anggota PSS.

"Ada informasi terus-menerus, Yoon mendesak pengawalnya untuk menggunakan senjata," kata Youn dalam konferensi pers di Majelis Nasional, melansir The Korea Times 13 Januari.

Menurut anggota parlemen tersebut, Yoon makan siang dengan enam pejabat senior PSS pada Hari Minggu dan memberi tahu mereka untuk mencegah petugas polisi mendekati kediamannya dengan menggunakan pisau, jika senjata api tidak diizinkan.

Klaim anggota parlemen tersebut menyusul laporan serupa oleh surat kabar lokal, yang mengatakan Yoon makan malam terpisah dengan pejabat PSS pada Hari Sabtu, memerintahkan mereka untuk mempertimbangkan penggunaan kekerasan jika penyidik ​​berusaha melaksanakan surat perintah tersebut.

"Berdasarkan undang-undang saat ini, jelas ilegal bagi penjaga PSS untuk menggunakan senjata seperti pistol dan pisau dalam situasi ini," jelasnya.

"Yoon harus mengungkapkan kepada publik apakah ia memberikan perintah ilegal tersebut," lanjutnya.

"Banyak petugas keamanan yang mempertaruhkan nyawa mereka untuk Presiden Republik Korea bukanlah prajurit pribadi yang disewa untuk seorang individu," tegasnya.

Ia menambahkan, seorang anggota staf PSS dalam pesan teks yang dikirim kepadanya menyatakan kekecewaan yang mendalam atas perintah presiden, untuk menggunakan senjata secara ilegal demi perlindungannya.

"(Yoon) seharusnya tidak meminta mereka menjadi penjahat jika ia memiliki rasa tanggung jawab sebagai presiden Korea," katanya.

"Semakin Yoon menunjukkan kegilaan dengan beberapa pasukan keamanan yang mendukungnya, semakin terbukti mengapa ia harus ditahan dan mengapa pemakzulan dapat dibenarkan," tandasnya.