3 Tips Mengurangi Kebiasaan Konsumsi Makanan Ultra Proses
Ilustrasi makanan ultra proses (Freepik)

أنشرها:

JAKARTA - Makanan ultra-proses selalu menjadi sorotan karena kandungan gizi hingga efeknya yang bisa merugikan kesehatan tubuh. Tapi sayangnya, makanan ultra proses saat ini begitu lekat dengan kehidupan di masyarakat. 

Makanan ultra-proses mencakup berbagai jenis, mulai dari hotdog hingga camilan asin bahkan roti gandum utuh. Tidak semuanya memiliki dampak buruk yang sama terhadap kesehatan.

Banyak makanan ultra-proses sebenarnya mengandung nutrisi yang bernilai, ungkap Valerie Sullivan, PhD, MHS, RDN, asisten ilmuwan di Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health.

“Oleh karena itu, ada keraguan untuk membuat rekomendasi menyeluruh agar menghindari semua makanan ultra-proses,” katanya, seperti dikutip ANTARA.

Studi pada September 2024, yang melibatkan lebih dari 200 ribu orang dewasa di AS, mengidentifikasi beberapa makanan paling berisiko untuk kesehatan kardiovaskular.

Jika ingin mengurangi konsumsi makanan ultra-proses namun bingung harus mulai dari mana, para ahli merekomendasikan untuk memprioritaskan tiga kelompok makanan ini:

1. Daging Olahan

“Saya akan mulai dengan daging olahan, yang secara konsisten dikaitkan dengan penyebab utama kematian,” kata Mingyang Song, ScD, profesor epidemiologi klinis dan nutrisi di Harvard T.H. Chan School of Public Health.

Meskipun mengandung protein (dan dalam beberapa kasus, zat besi), daging olahan memiliki kelemahan nutrisi yang serius, seperti kandungan natrium dan lemak jenuh yang tinggi, jelas Bonnie Liebman, MS, Direktur Nutrisi di Center for Science in the Public Interest.

Studi September menunjukkan daging olahan seperti bacon, sosis, hotdog, ham, dan daging olahan lainnya termasuk makanan yang paling sering dikaitkan dengan masalah kardiovaskular.

Selain itu, International Agency for Research on Cancer mengklasifikasikan daging ini sebagai karsinogen.

Sebagai alternatif, pilihlah sumber protein hewani yang lebih sehat, seperti ayam atau kalkun panggang, ikan, dan daging merah tanpa lemak.

2. Minuman manis

Ahli gizi telah lama mendorong pengurangan konsumsi minuman manis seperti soda, teh manis, minuman energi, dan koktail buah.

Minuman ini terkait dengan masalah kesehatan seperti kenaikan berat badan, obesitas, diabetes, penyakit jantung, dan gangguan metabolik lainnya, kata Song.

Minuman manis juga berkontribusi pada kerusakan gigi, tambah Liebman. Studi September juga menyebut minuman ini sebagai salah satu makanan terburuk untuk kesehatan kardiovaskular.

Sebagai alternatif, mungkin tergoda untuk memilih minuman diet, tetapi Sullivan mengingatkan bahwa minuman ini juga memiliki risiko kesehatan.

“Minuman diet menggantikan gula dengan pemanis tanpa kalori, namun tetap dikaitkan dengan masalah kesehatan,” jelasnya.

Lebih baik, pilih air putih. Jika terasa membosankan, tambahkan irisan buah atau rempah untuk rasa alami, atau pilih air berkarbonasi dengan rasa alami.

3. Makanan gorengan

Makanan yang digoreng secara komersial, dengan tambahan lemak, garam, serta kadang-kadang rasa buatan dan pengawet, tidak memberikan manfaat kesehatan. Proses penggorengan menciptakan zat yang berpotensi karsinogenik.

Oleh karena itu, hindarilah makanan seperti kentang goreng, keripik kemasan, donat, serta nugget daging atau ikan.

“Makanan gorengan cenderung tinggi kalori tetapi miskin nutrisi, yang berarti banyak kalori masuk tanpa memberikan nutrisi yang bermanfaat,” jelas Sullivan.

Jika masih menginginkan rasa yang kaya, coba alternatif yang dipanggang daripada digoreng.

Sullivan menyarankan membuat kentang panggang sebagai pengganti kentang goreng atau memilih keripik oven-baked daripada keripik gorengan.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)