JAKARTA - Ketua Umum Tim Penanggung Jawab Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) 2025 Eduart Wolok menegaskan tidak ada perpanjangan waktu finalisasi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS), sebagai syarat untuk mengikuti Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP).
"Sampai hari ini saya masih banyak menerima permintaan untuk perpanjangan PDSS. Sekali lagi itu tidak bisa kita lakukan karena itu berkaitan dengan tahapan jadwal yang sudah akan kita tempuh pada tahapan berikutnya," tegas Eduart dalam Sosialisasi Mekanisme Pendaftaran SNBP 2025 dilansir ANTARA, Rabu, 3 Februari.
Eduart mengatakan hal ini juga harus menjadi perhatian peserta lainnya, agar tidak terlambat dalam mendaftarkan dirinya untuk mengikuti SNBP yang akan dibuka mulai Selasa (4/2) besok hingga 18 Februari 2025 mendatang.
"Perhatikan betul jadwal ini dan jangan sampai terlambat. Yang menjadi kelemahan kita, selalu kita suka berjuang di last minute. Tentu ini akan berat karena pasti banyak yang akan terlambat dan tentu ini kita tidak inginkan," ujarnya.
"Jangan nanti 17 Februari baru akan memastikan pendaftarannya. Lakukan pendaftaran di SNBP 2025 -secepatnya-. Ini penting sekali karena sekali lagi, keterlambatan di sini maka tidak akan bisa mendapatkan kebijakan," lanjutnya.
Eduart memaparkan, keterlambatan dalam finalisasi PDSS ini bukan kali pertama terjadi, sebab sebelumnya hal serupa telah menjadi masalah yang terjadi.
اقرأ أيضا:
"Jadi sekali lagi mohon maaf bagi misalnya sekolah-sekolah ketika ada bermasalah yang sudah lengkap itu bisa kita bantu, tetapi yang belum lengkap itu akan menjadi sulit, karena ini terkaitan dengan sistem secara keseluruhan," ucap Eduart Wolok.
Diketahui, Pendaftaran SNBP dibuka pada 4-18 Februari 2025, dan kemudian diumumkan pada 18 Maret 2025. Adapun pendaftaran ulang setelah pengumuman dapat dilakukan di PTN masing-masing sesuai jadwal.
Adapun kasus kegagalan finalisasi PDSS yang menyebabkan para siswa tidak berhak (eligible) untuk mengiktui SNBP salah satunya terjadi di SMKN 2 Surakarta. Hal ini menyebabkan ratusan siswa bersama orang tua mereka melakukan unjuk rasa di halaman sekolah pada Senin ini.
The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)