JAKARTA - Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan pada Hari Kamis, kesabaran dan perlawanan rakyat Palestina memaksa rezim Zionis mundur.
"Hari ini, dunia menyadari bahwa kesabaran rakyat Palestina dan ketangguhan perlawanan Palestina telah memaksa rezim Zionis mundur. Akan tertulis dalam buku bahwa suatu hari, sebuah kelompok Zionis membantai ribuan wanita dan anak-anak dengan cara yang paling mengerikan dan pada akhirnya, mereka dikalahkan," katanya, melansir IRNA 17 Januari.
Khamenei menyampaikan komentar tersebut setelah kelompok militan Palestina Hamas dan Israel diumumkan telah mencapai kesepakatan gencatan senjata pada Rabu malam waktu setempat.
Diketahui, negosiator mencapai kesepakatan bertahap pada Hari Rabu untuk mengakhiri perang di Gaza antara Israel dan Hamas setelah 15 bulan konflik sejak 7 Oktober 2023, mengobarkan ketegangan di Timur Tengah. Ini akan mulai berlaku pada Hari Minggu mendatang.
Kesepakatan tersebut mencakup pembebasan bertahap para sandera yang ditangkap oleh militan yang dipimpin Hamas, dengan imbalan warga Palestina yang ditahan di penjara Israel.
Kesepakatan ini juga diharapkan mampu meredakan ketegangan di Timur Tengah yang dipicu konflik di Gaza, kemudian menyulut Tepi Barat yang diduduki Israel, Lebanon, Suriah, Yaman dan Iran, hingga menimbulkan kekhawatiran perang Israel dengan Iran.
Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al Thani mengatakan akan ada "mekanisme tindak lanjut" yang terdiri dari perwakilan dari Amerika Serikat, Qatar dan Mesir yang akan berkantor pusat di Kairo, bertanggung jawab untuk memantau pelaksanaan perjanjian pembebasan sandera dan gencatan senjata.
اقرأ أيضا:
Konflik terbaru di Gaza pecah pada 15 Oktober 2023, saat kelompok militan Palestina yang dipimpin Hamas menyerang wilayah selatan Israel, menyebabkan 1.200 orang tewas dan 250 lainnya menjadi sandera, menurut perhitungan Israel.
Kemarin, otoritas medis di Gaza mengonfirmasi, jumlah korban tewas Palestina sejak konflik pecah telah mencapai 46.788 orang dan korban luka-luka 110.453 orang, mayoritas anak-anak dan perempuan, dikutip dari WAFA.
The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)