LPSK Sebut Ada 7 Orang Pemohon Perlindungan Kasus Penembakan Bos Mobil Rental
LPSK/ Foto: Dok. VOI

أنشرها:

JAKARTA - Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) menyebut ada tujuh orang pemohon perlindungan dalam kasus penembakan di KM 45 rest area tol Merak-Tangerang yang diduga melibatkan tiga oknum anggota TNI Angkatan Laut.

"Tujuh orang itu terdiri dari satu saksi, korban (luka), maupun keluarga korban yang mewakili korban yang meninggal dunia," kata Wakil Ketua LPSK, Susilaningtyas, Minggu, 12 Januari.

Susilaningtyas mengatakan, terdapat enam permohonan yang disampaikan kepada pihaknya dari para pelapor.

Diantaranya mengajukan perihal permohonan pendampingan hingga keluarga korban meminta restitusi.

"Ya keluarga ada pengajuan restitusi terhadap keluarga atau bapaknya yang meninggal dunia," katanya.

Susilaningtyas menyampaikan, perlindungan akan dapat diberikan usai melewati prosedur mekanisme yang berlaku.

"Mekanisme perlindungannya nanti sudah pengajuan, sekaligus kami mau lakukan penelahan, berdasarkan hasil penelahan, kami akan memutuskan berkaitan dengan permohonannya apa, terus kemudian hasil penelahannya apa saja," katanya.

Sebelumnya, peristiwa penembakan terhadap pemilik rental mobil terjadi di rest area Kilometer 45 Tol Jakarta-Merak, Jayanti, Tangerang, Banten, pada Kamis 2 Januari pukul 04.30 WIB.

Dalam kejadian itu, bos rental mobil, Ilyas, meninggal dunia karena tembakan di bagian dada, sementara pegawainya, RAB, terluka.

Insiden tersebut bermula ketika saksi, NN, melihat beberapa mobil saling berkejaran dan berhenti di rest area Kilometer 45.

Dari salah satu mobil minibus berwarna hitam, pelaku diduga menembakkan lima kali peluru yang mengenai dua korban.

Keterangan saksi lain menyatakan, kejadian bermula dari penyalahgunaan mobil rental milik Ilyas.

Penyewa mobil diduga memutus jejak kendaraan sehingga korban bersama tim melacak kendaraan yang disewakannya. Setelah melacak dan mengejar, korban tiba-tiba ditembak.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)