JAKARTA - Suara Ferdy Sambo tenang ketika menceritakan detik-detik kematian Brigadir J kepada hakim. Namun Bharada E yang mendengar, cuma bisa geleng-geleng kepala.
Ferdy Sambo dihadirkan sebagai saksi bagi Bharada E. Bukan cuma dia, Ferdy Sambo juga bersaksi sekaligus untuk Kuat Maruf dan Ricky Rizal di PN Jakarta Selatan, Rabu 7 Desember.
Di hari kematian Brigadir J di Duren Tiga, cuma sedikit percakapan yang terjadi antara Ferdy Sambo dan ajudannya itu.
"Kenapa kamu tega begitu sama ibu?" tanya Ferdy Sambo.
"Ada apa komandan," jawab Brigadir J saat itu. Ferdy Sambo merasa jawaban Brigadir J itu terkesan rada menantang.
"Hajar Cad (Richard), kamu hajar Cad," pinta Ferdy Sambo ke Bharada E.
Di sinilah --kata Ferdy Sambo-- Brigadir J ditembak beberapa kali oleh Bharada E.
"Kejadian cepat sekali yang mulia. Tidak sampai sekian detik,"
"Saya kaget, setop berhenti. Saya lihat Brigadir J berlumuran darah, panik saya,"
Berbekal pengalaman dan sepak terjangnya, Ferdy Sambo mengaku dengan cepat bisa mencari alibi dan mengarang cerita bahwa ini kejadian tembak menembak.
اقرأ أيضا:
Meski Brigadir J sudah bersimbah darah, Ferdy Sambo bukan melakukan pertolongan. Dia malah mengambil senjata Brigadir J yang ada di pinggangnya dan menembak beberapa kali ke atas untuk memperkuat alibinya.
Setelah itu, pistol Brigadir J dibersihkan dengan menggunakan masker. Lalu dia menyuruh segera memanggil ambulans.
"Saya pikir Yosua masih bisa...," katanya.
Selama Ferdy Sambo bercerita, Bharada E terlihat serius menyimak. Sesekali kesaksian bekas bos nya itu dicatat dalam selembar kertas. Namun tak jarang Bharada E geleng-geleng kepala.
The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)