JAKARTA - Wakil Ketua Politbiro Hamas Mousa Abu Marzook akan memimpin delegasi kelompok tersebut ke Moskow hari ini, guna meminta bantuan Rusia untuk meredakan krisis kemanusiaan di wilayah Jalur Gaza, Palestina.
"Kami akan meminta bantuan untuk meredakan krisis kemanusiaan di Jalur Gaza," kata seorang sumber dalam kepemimpinan Hamas kepada TASS, seperti dikutip 3 Februari, menguraikan menguraikan tujuan delegasi yang dijadwalkan hari ini.
Kelompok militan Palestina tersebut juga berharap untuk meminta dukungan Rusia guna memberikan "tekanan pada penjajah (Israel) agar mematuhi komitmennya," kata sumber tersebut.
Kunjungan delegasi Hamas sebelumnya ke Moskow dilakukan pada Oktober 2024. Kementerian Luar Negeri Rusia saat itu menyatakan, Utusan Khusus Presiden untuk Timur Tengah dan Afrika sekaligus Wakil Menteri Luar Negeri Mikhail Bogdanov membahas situasi di Jalur Gaza dengan wakil ketua politbiro Hamas, dengan memberi perhatian khusus pada masalah pembebasan sandera Rusia yang ditawan di daerah kantong itu.
Januari tahun ini, Bogdanov mengadakan pembicaraan telepon dengan Mousa Abu Marzook dan Khaled Mashal, ketua biro politik Hamas.
Pada 24 Januari, Kementerian Luar Negeri Rusia mengumumkan dalam percakapan lain dengan Abu Marzook, Bogdanov menegaskan kembali minat Moskow untuk memprioritaskan pembebasan warga negara Rusia Alexander Trufanov dan penduduk asli Donbass Maxim Kharkin dari Jalur Gaza.
Diketahui, konflik terbaru di Gaza pecah usai kelompok militan Palestina pimpinan Hamas menyerang wilayah selatan Israel pada 7 Oktober 2023, menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyebabkan 250 lainnya disandera, menurut perhitungan Israel, dikutip dari Reuters.
Hingga kemarin, jumlah korban tewas warga Palestina di Gaza sejak konflik terbaru pecah telah mencapai 47.498 orang, sedangkan korban luka-luka mencapai 111.592 orang, mayoritas perempuan dan anak-anak, dikutip dari WAFA.
اقرأ أيضا:
Pada 15 Januari, Perdana Menteri sekaligus Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani mengumumkan gencatan senjata bertahap Hamas dengan Israel, usai mediasi berbulan-bulan oleh Qatar, Mesir dan Amerika Serikat.
Itu berlaku pada 19 Januari setelah sempat beberapa jam tertunda, diikuti dengan pembebasan sander dan tahanan di masing-masing pihak yang dilakukan secara bertahap.
Selama fase pertama kesepakatan yang berlangsung selama 42 hari, Hamas akan membebaskan 33 sandera sebagai ganti tahanan Palestina dari tahanan Israel. Nama warga Rusia Alexander Trufanov, yang juga memegang kewarganegaraan Israel, tercantum dalam daftar 33 sandera yang diterbitkan oleh media Israel Kan.
The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)