JAKARTA – Ratusan buruh akan menggelar aksi unjuk rasa di depan Kedutaan Besar (Kedubes) Malaysia dan kantor Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) hari ini, Kamis 30 Januari.
Aksi tersebut merupakan respons terhadap insiden penembakan terhadap lima Warga Negara Indonesia (WNI) di Tanjung Rhu, Selangor, Malaysia.
"Ratusan buruh akan menggelar aksi pada 30 Januari terkait buruh migran Indonesia yang tewas ditembak," ujar Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) sekaligus Presiden Partai Buruh, Said Iqbal, dalam keterangannya.
Rencananya, unjuk rasa di Kedubes Malaysia akan berlangsung pukul 10.00–13.30 WIB, sementara aksi di kantor Menteri P2MI dimulai pukul 14.00–17.00 WIB.
Aksi ini merupakan bentuk solidaritas terhadap buruh migran Indonesia yang menjadi korban ketidakadilan serta desakan kepada pemerintah agar bertindak tegas dalam melindungi hak-hak pekerja migran.
Dalam aksi tersebut, para buruh mengajukan beberapa tuntutan, salah satunya adalah pemidanaan terhadap pelaku penembakan.
"Tuntutannya adalah mengadili dan memenjarakan polisi yang menembak mati buruh migran Indonesia serta membebaskan buruh migran yang ditahan," kata Said Iqbal.
Sebelumnya, Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM) menembak sebuah kapal di perairan Tanjung Rhu, Selangor, pada Jumat, 24 Januari, sekitar pukul 03.00 waktu setempat. Penembakan terjadi setelah para penumpang kapal diduga melakukan perlawanan, mengakibatkan satu WNI meninggal dunia.
Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur menyatakan korban meninggal dunia berinisial B akan dipulangkan ke Indonesia setelah autopsi selesai. Sementara itu, empat korban lainnya mendapatkan perawatan di rumah sakit.
اقرأ أيضا:
Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia, Abdul Kadir Karding, menyebut jenazah B, yang berasal dari Riau, akan dipulangkan pada Kamis, 30 Januari.
Kementerian P2MI telah berkoordinasi dengan Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Riau dan pemerintah daerah setempat terkait pemulangan jenazah.
Kementerian P2MI mengecam insiden tersebut dan mendesak pemerintah Malaysia untuk segera mengusut kejadian ini serta mengambil tindakan tegas jika terbukti ada penggunaan kekuatan berlebihan oleh petugas patroli APMM.
The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)