Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei Desak Negara-negara Muslim Boikot Israel
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei. (Wikimedia Commons/Khamenei.ir)

أنشرها:

JAKARTA - Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mendesak negara-negara Muslim untuk menghentikan ekspor minyak dan makanan ke Israel, menuntut diakhirinya pemboman terhadap Jalur Gaza, menurut media pemerintah.

"Pemboman di Gaza harus segera dihentikan. Jalur ekspor minyak dan pangan ke rezim Zionis harus dihentikan," kata Khamenei, melansir Reuters 1 November.

Khamenei sendiri mengatakan, Amerika Serikat terlibat dalam kejahatan Israel baru-baru ini terhadap warga Palestina.

"Dunia Islam tidak boleh lupa, dalam isu krusial di Gaza, pihak yang menentang bangsa Palestina yang tertindas adalah Amerika Serikat, Prancis dan Inggris," tegas Khamenei.

Israel, yang tidak mau diakui oleh Teheran, sejak lama menuduh ulama Iran memicu kekerasan dengan memasok senjata ke Hamas. Sebaliknya, Teheran mengatakan pihaknya memberikan dukungan moral dan finansial kepada kelompok yang menguasai Jalur Gaza.

"Salah satu tindakan Barat yang tidak tahu malu adalah menuduh pejuang Palestina melakukan terorisme," ujar Khamenei.

Sebelumnya, para ulama Iran telah memperingatkan Israel akan terjadinya eskalasi jika mereka tidak mengakhiri agresi terhadap warga Palestina. Pihak berwenang mengindikasikan proksi yang didukung Teheran di Timur Tengah siap mengambil tindakan.

Diketahui, mendukung perjuangan Palestina telah menjadi pilar politik Iran sejak revolusi 1979.

Israel sendiri telah berjanji untuk memusnahkan Hamas, sebagai pembalasan atas serangan terhadap wilayah selatannya pada 7 Oktober lalu, melakukan bombardir dan blokade total terhadap wilayah Jalur Gaza.

Hingga Selasa, jumlah korban tewas akibat serangan Israel terhadap Jalur Gaza telah mencapai 8.525 orang, kata Kementerian Kesehatan di Gaza, dikutip dari Anadolu.

"Para korban termasuk 3.542 anak-anak dan 2.187 perempuan, sementara 21.543 orang lainnya terluka," terang juru bicara kementerian Ashraf al-Qudra pada konferensi pers di Kota Gaza.

Lebih jauh, ia mengatakan kementerian telah menerima laporan sekitar 2.000 orang masih terjebak di bawah reruntuhan, termasuk 1.100 anak-anak.

Al-Qudra menambahkan, 130 petugas medis tewas dan 25 ambulans hancur dalam serangan udara Israel sejak 7 Oktober.

"Pasukan pendudukan dengan sengaja menargetkan 57 fasilitas kesehatan, memaksa 15 rumah sakit dan 32 pusat perawatan primer tidak berfungsi," tambahnya.

Di sisi lain, lebih dari 1.538 warga Israel tewas dan 5.400 lainnya akibat serangan Hamas, serta lebih dari 200 orang ditahan sebagai sandera.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)